Melihat Sungai Citarum sekarang, saya suka bertanya-tanya, kira-kira seperti apa Citarum jaman dulu. Kalau mendengar cerita para orang tua yang tinggal di sisi Citarum, "nyoreang alam ka tukang", bahwa Gubernur Jendral, para Regent sering "lalayaran" atau bertamasya sungai menggunakan perahu, berburu buaya (apa iya dulu ada buaya yang hidup di Citarum), atau penduduk pribumi yang menggunakan sungai untuk mata pencaharian, sampai "mujasmedi" dan "pesugihan".
Saya lebih tertarik ingin tahu seperti apa kondisi biofisik, fungsi hidrologis nya, apakah vegetasinya masih sama, sepert apa banjirnya, dan apa kontribusi Citarum bagi mata pencaharian, kehidupan sosial, budaya, bahkan secara politis dan militer pada jaman dulu.
Tidak banyak data yang bisa dikumpulkan, diantaranya berupa catatan perjalanan dan foto2 (lukisan) para filantropis yang mengunjungi Jawa.
Dari catatan Forbes, Henry O. (Henry Ogg), A naturalist's wanderings in the Eastern archipelago; a narrative of travel and exploration from 1878 to 1883 Publication date: 1885, http://dlxs.library.cornell.edu/ . Melakukan perjalanan dari Batavia ke Priangan, sampai ke perkebunan Malabar Pangalengan.
Sebuah jembatan bambu melintang diatas Citarum (ditulisnya Tjitaroon), tidak ada keterangan lokasi. Tampak vegetasi sepanjang sempadan masih rimbun, saking panjangnya, tuan dan nyonya walanda dapat berfoto.
Seorang Tuan Belanda berdiri didepan Curug (Curug Jompong?), tidak ada keterangan lokasi. Perhatikan besarnya air terjun,
Sebuah lukisan mengambarkan penyeberangan sungai di waktu malam. Sampai tahun 80-an, penyebarangan seperti ini masish ada di sekitar Parunghalang, Bojongcitepus, Baleendah.
Gambar kejadian Banjir, tidak ada keterangan lokasi, kemungkinan di Dayeuh Kolot bila melihat bangunan (stasiun ?)
Ada juga data dari http://ccindex.kit.nl/, Tropen Museum Roya Tropical Institute, mengambarkan aliran curug diantara batuan.
Gambar lain dari Science and Scientists in the Netherlands IndiesEdited by Pieter Honig and Frans Verdoorn, Royal Nedtherlands Arts & Sciences Academy, http://www.knaw.nl, dalam Hydrodynamic Research in the Netherlands Indies by H. Vlugter, Mech. Eng. (Delft), Director, Hydrodynamical Laboratory, Bandoeng; translated by D. J. Struik, Ph.D., , Professor of Mathematics, Massachusetts Institute of Technology, Cambridge, Mass.; formerly, Special Lecturer, University of Utrecht menunjukan vegatasi di sisi Citarum. Tulisan tersebut memuat penelitian fungsi hidrologis beberapa sungai, danau di Jawa.
Gambar lain dari Science and Scientists in the Netherlands IndiesEdited by Pieter Honig and Frans Verdoorn, Royal Nedtherlands Arts & Sciences Academy, http://www.knaw.nl, dalam Hydrodynamic Research in the Netherlands Indies by H. Vlugter, Mech. Eng. (Delft), Director, Hydrodynamical Laboratory, Bandoeng; translated by D. J. Struik, Ph.D., , Professor of Mathematics, Massachusetts Institute of Technology, Cambridge, Mass.; formerly, Special Lecturer, University of Utrecht menunjukan vegatasi di sisi Citarum. Tulisan tersebut memuat penelitian fungsi hidrologis beberapa sungai, danau di Jawa.
Masih ada beberapa lagi materi yang berkaitan dengan DAS Citarum, dari mulai wilayah Pangalengan, Sub DAS Cisangkuy, Cileunca sampai ke Bekasi dan Laut Jawa. Insya Allah dalam posting selanjutnya saya muat.